Warga Nilai Bansos Covid-19 Salah Sasaran

0
bansos Covid-19 salah sasaran
sumber : Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)

KUDUS, suaramuria.com – Masyarakat menilai bantuan sosial (bansos) dari pemerintah untuk penanggulangan dampak pandemi Covid-19 belum efektif. Sebanyak 49 persen warga menyatakan bansos Covid-19 salah sasaran.

Sementara yang menilai sudah mencapai sasaran lebih sedikit (37 persen).

Temuan itu disampaikan Sirojudin Abbas, Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), dalam rilis survei “Wabah Covid-19: Efektivitas Bantuan Sosial” yang dirilis secara online pada 12 Mei 2020.

Survei opini publik nasional tersebut dilakukan melalui telepon pada 5-6 Mei 2020 dengan melibatkan 1.235 responden dengan margin of error 2,9 persen. “Ini mengkhawatirkan. 49 persen responden menyebutkan bansos Covid-19 salah sasaran,” kata Abas.

Besarnya dana yang dikucurkan pemerintah, lanjut dia, hanya akan berarti bila bisa menjangkau masyarakat yang membutuhkan dalam kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan seperti saat ini.

BACA JUGA : Penanganan Dampak Covid-19 Masih Sporadis

Menurut temuan penelitian ini, bantuan tersebut dianggap tidak tepat sasaran. Pasalnya warga melihat ada warga lain yang berhak, tapi belum menerima bantuan (60 persen) dan bansos diberikan kepada yang tidak berhak (29 persen).

Warga yang layak menerima bansos adalah 34 persen. Mereka adalah yang berada di bawah garis kemiskinan (9,41 persen), hingga yang berada sedikit di atas garis kemiskinan sebanyak 24.97 persen merujuk data Susenas BPS 2019.

Sedangkan menurut temuan penelitian ini, baru 21 persen warga yang menyatakan sudah menerima. Itu artinya, masih ada 13 persen yang belum menerima, atau sekitar 35 juta orang dari populasi nasional 2020 yang diproyeksikan 271 juta jiwa.

“Kalau kita bandingkan data tersebut, bisa disimpulkan masih ada 13% warga yang mendesak dibantu tapi belum menerima bantuan,” ujarnya

BACA JUGA  Hartopo Minta Kades Tempel Daftar Penerima Bansos

Menurut Abbas, persoalan ini serius karena mereka yang tak menerima bantuan bisa kelaparan, tak mampu berobat, tak mampu bayar kontrakan, dan persoalan-persoalan mendesak lainnya.

Tidak Sepenuhnya Diperoleh

Bantuan yang diberikan pun bisa tidak sepenuhnya diperoleh. Mayoritas (55 persen) warga yang sudah menerima bansos, menyatakan hanya menerima sembako saja. Yang menyatakan menerima dana Program Keluarga Harapan (PKH) saja 16,6 persen, yang menyatakan menerima sembako dan PKH saja 11,8 persen.

Sementara itu, yang menyatakan menerima sembako dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) saja 10,3 persen, dan yang menyatakan BLT saja 5,2 persen.

Sebanyak 87 persen warga yang sudah mendapat bantuan pun menyatakan bahwa bantuan tersebut hanya cukup untuk dua minggu atau kurang.

Mayoritas warga (74 persen) juga belum tahu bagaimana mendaftar agar dapat bantuan. Terkait proses penyebaran bantuan, mayoritas warga (62 persen) berharap petugas datang ke warga yang berhak untuk mendaftarkan mereka.

Menurut Abas, bantuan pemerintah ini sangat dibutuhkan mengingat mayoritas warga secara nasional menyatakan kondisi ekonomi rumah tangga mereka memburuk. Jauh lebih banyak yang menyatakan sekarang lebih buruk dibandingkan yang menyatakan lebih baik. (SRM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini