31 C
Kudus
Senin, 9 September 2024
BerandaJeparaWarga Berebut Sesaji Larungan Tradisi Syawalan Jepara

Warga Berebut Sesaji Larungan Tradisi Syawalan Jepara

- Advertisement -spot_img

JEPARA, suaramuria.com – Tradisi syawalan larungan kepala kerbau di pantai Jepara tetap digelar oleh masyarakat Kabupaten Jepara, Kamis (20/5). Bedanya, tradisi lomban bersamaan larungan bertepatan dengan Lebaran Ketupat itu ditiadakan.

Pesta lomban biasanya dilaksanakan H+7 lebaran. Tahun ini kembali ditiadakan karena pandemi Covid-19.

Namun tradisi larungan kepala kerbau dan sesaji tetap dilaksanakan secara terbatas, Kamis (20/5) pagi, di mulai dari TPI Ujungbatu.

BACA JUGA : Pulang Kampung, Pekerja Migran Asal Jepara Jalani Tes Covid-19

Sebelum adanya pandemi, prosesi pelarungan biasanya diikuti sekitar 10 ribu orang dari berbagai wilayah termasuk luar kota. Namun kali ini, hanya diikuti puluhan orang. Hal ini untuk mematuhi protokol kesehatan pada masa pandemi Covid-19.

Meskipun dilaksanakan terbatas, namun tidak sedikit warga yang hadir dan menunggu selepas Subuh.

Sejumlah petugas keamanan berjaga dengan ketat, agar tidak terjadi kerumunan dalam jumlah besar di lokasi.

Sesaji dilarung menggunakan miniatur perahu dan diarak dengan perahu besar dari dermaga Ujungbatu.

Setelah dilepas ke laut, para nelayan langsung menjeburkan diri ke laut dan berebut sesaji kecuali kepala kerbau. Mereka berharap keberkahan doa yang dipanjatkan sebelum larungan.

Bupati Jepara Dian Kristiandi yang turut hadir dalam prosesi larungan menyampaikan, berbeda dengan pelarungan dua tahun lalu, tahun ini larungan kepala kerbau dilaksanakan penuh kesederhanaan.

Meski begitu, kata dia, acara itu tidak mengurangi makna dari tradisi ini.

”Alhamdulillah, mulai dari proses awal keberangkatan sampai ke dermaga lagi, selamat dan aman,” katanya.

Andi mengatakan, tradisi syawalan Jepara berupa larungan ini sebagai ungkapan syukur masyarat Jepara khususnya warga pesisir atau nelayan. Selama setahun mereka melakukan kegiatan pelayaran untuk menangkap ikan dan mendapat limpahan rezeki dari Allah.

BACA JUGA  Parade Sewu Kupat Desa Colo Ditiadakan, Ini Gantinya

”Tradisi ini digelar sebagai ungkapan syukur, juga agar masyarakat diberikan keselamatan saat melaut,” ungkapnya. (srm)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Stay Connected

443FansSuka
397PengikutMengikuti
37PengikutMengikuti
7,164PelangganBerlangganan

Berita Terkait

- Advertisement -spot_img

Berita Terkini

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini