PATI, suaramuria.com – Pasca munculnya klaster tarawih di RSS Sidokerto, Kabupaten Pati, kini pemerintah bergerak cepat untuk melakukan langkah antisipasi. Selain masjid, akses perumahan tersebut saat ini juga telah dibatasi dari warga luar untuk mencegah penyebaran.
Tak hanya itu, pemerintah juga telah memperluas proses tracing dan pelacakan dengan melakukan tes swab massal. Kini tercatat ada 56 yang terkonfirmasi positif. Sebanyak 36 warga menjalani isolasi di rumah, sedangkan sisanya menjalani isolasi di rumah sakit Mitra Bangsa, RSUD Soewondo dan KSH.
BACA JUGA : Ratusan Pemudik Pulang, Dua Terindikasi Covid
Kemarin, Bupati Pati Haryanto bersama sejumlah pejabat pun meninjau kondisi puluhan warga yang menjalani isolasi mandiri. Bupati ingin memastikan kondisi warga dalam kondisi baik dan tercukupi kebutuhan logistiknya.
“Ini kami suplay bantuan makanan, baik sembako maupun makanan siap saji. Sebab untuk kebutuhan pangan memang paling cepat siap saji. Sampai saat ini kami pastikan stok kebutuhan mereka,” ujarnya.
Bupati pun menginstruksikan kepada pemerintah desa, RT serta camat untuk terus memantau perkembangan kondisi warganya. Dia juga meminta agar jangan sampai ada aktivitas keluar masuk terlebih dahulu di tempat tersebut.
“Kalau sampai dengan hari ini, kondisi warga yang isolasi di rumah maupun yang sedang isolasi di rumah sakit sudah semakin membaik. Kami berharap bahwa semoga mereka segera pulih dan sehat,” tambahnya.
Proses Tracing
Selain pemantauan di RSS Sidokerto, pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Pati juga telah mengembangkan proses tracing ke sejumlah kantor organisasi perangkat daerah (OPD).
“Yang bekerja di sejumlah OPD perlu kami tes swab karena kebetulan RSS Sidokerto yang menjadi klaster itu sebagian besar bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS),”terangnya.
Diantara yang sudah ditracing dikatakannya di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Dari proses tracing itu hasilnya negatif. Sementara untuk Senin (10/5), direncanakan untuk di SMPN 3 Pati.
Terkait klaster tersebut, bupati memastikan bukan dari pemudik namun dari tarawih. Imam masjidnya terindikasi positif saat mengimami dan tidak memakai masker. Lantaran menggunakan AC diduga penyebaran itu terjadi, sehingga warga di belakangnya tertular.
Masjid yang disinyalir jadi tempat klaster kini telah disterilkan dan ditutup sementara. Begitu pula untuk dua RT yang digunakan untuk isolasi mandiri.Atas kejadian tersebut, Bupati pun kembali mengingatkan pentingnya protokol kesehatan tak terkecuali saat salat tarawih. Terutama dengan menata jarak antar jamaah.
“Ini harus jadi langkah instropeksi. Ini juga menjadi alasan ditiadakannya takbir keliling. Begitu pula untuk salat Ied hanya boleh dilaksanakan di zona hijau dan kuning. Sementara untuk zona merah dan orange sebaiknya di rumah saja,” tambahnya. (srm)