KUDUS, suaramuria.com – Kampung-kampung bersolek jelang HUT Kemerdekaan. Tak ketinggalan warga Desa Janggalan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus yang menyulap gang jalan desa menjadi etalase mural 3D (tiga dimensi). Semarak kampung 3D itu pun menjadi potensi wisata tersendiri.
Sejumlah lukisan mural tiga dimensi mewarnai sejumlah sudut desa. Melintas di gang Desa Janggalan, siapa pun bakal tergoda untuk berhenti sejenak untuk berfoto ria.
Kades janggalan Noor Azis, membuat mural di jalan dan dinding rumah gang desa menjadi tradisi warga sejak belasan tahun silam.
Kegiatan kreatif itu untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI. Semarak kampung 3D Desa Janggalan pun mencuri perhatian warga di Kabupaten Kudus. “Kami melombakan lukisan tersebut. Warga pun antusias membuat karya sebaik mungkin,” katanya.
BACA JUGA : Mahasiswa UIN Semarang Tanam 2000 Bibit Mangrove
Salah satu kawasan Kudus Kulon tersebut mentradisikan menghiasi lingkungan jelang perayaan tujuh belasan. Motif lukisan suka-suka warga. Gambar mural kolam ikan koi, kubik, lukisan kuda, menghiasi sudut kampung.
Soal lukisan Kuda, Noor menyebut terkait asal usul desa. “Sejarah wilayah Janggalan tak lepas dengan kisah Mbah Janggalan. Ia adalah tokoh asal usul desa,” jelasnya.
Diceritakan Mbah Janggalan merupakan sosok yang dipercaya merawat kuda kesayangan Sunan Kudus. Dia selalu hadir setiap sang sunan menyebut namanya.
Kisah tersebut diturunkan dari generasi ke generasi. “Tema lukisan lain disesuaikan selera warga,” jelasnya.
Azis menuturkan, pembuatan mural 3D itu pun membuat warga semakin guyub. Bonusnya, lokasi tersebut mungkin menjadi potensi wisata.
Nulikan Sejarah
Sebenarnya Janggalan mempunyai nukilan sejarah yang mewarnai Kudus Kulon. Desa Janggalan memiliki tradisi bordir icik yang melegenda dan rumah adat Kudusan.
Azis menuturkan, kondisi rumah adat terawat dan terjaga. “Rumah tersebut milik salah seorang warga,” jelasnya.
Masa pandemi mempengaruhi corak lukisan mural. Warga menyiapkan lukisan bertema vaksinasi.
Dahulu, hadiah keguyuban menciptakan lukisan mural dihadiahi entok untuk disantap bersama. Dalam perkembangannya, Pihaknya mulai memikirkan bentuk hadiah dalam bentuk lain. “Semangatnya sama, menjaga guyub warga,” jelasnya.
Ketua RT 2 RW 2, Husein Noor menambahkan, warga mulai membuat mural tiga dimensi sejak awal Agustus. Warga yang mempunyai keahlian melukis secara sukarela menorehksn karyanya di jalan atau tembok warga.
Semua sudah mendapat persetujuan warga sekitar. “Pembuatan mural tiga dimensi ini demi menyemarakkan kemerdekaan RI,” ungkapnya. (srm)