REMBANG, suaramuria.com – Sejumlah elemen masyarakat di Kabupaten Rembang menyerukan untuk menolak Gerakan People Power yang gencar diisukan dilaksanakan 22 Mei besok. Elemen masyarakat itu meminta agar masyarakat untuk menggunakan tanggal 22 Mei untuk beribadah ramadan seperti biasa.
Koordinator Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT), Sururi mengataka pihaknya mengeluarkan seruan agar anggota forumnya yang berasal dari guru madrasah diniyah se Kabupaten Rembang untuk tidak mengikuti Gerakan People Power itu. ”Begitu juga kami menyerukan kepada umat Islam lain untuk mengisi hari-hari di bulan ramadhan ini dengan amal ibadah di masjid, musholla ataupun pesantren di daerahnya masing-masing,” kata dia.
Dia menambahkan Gerakan People Power itu sendiri dinilai FKDT sarat dengan muatan politik. ”Dan menurut kami itu sudah ada yang mengurus.
Para dewan guru, asatidz dan asatidzah tugasnya melayani ummat dalam bidang keagamaan terutama pendidikan keagamaan.
Biasakan kehidupan ini berjalan sesuai dengan porsinya masing-masing.
Negara kita negara hukum, semua sudah ada mekanismenya atas hal-hal yang dianggap tidak sesuai/melanggar,” jelas dia.
Hal senada juga diutarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Rembang. Sekretaris PCNU Rembang, Muchtar Nur Halim menegaskan PCNU Rembang menolak adanya rencana people power oleh sebagian pihak. Dia menghimbau warga Rembang khususnya Nahdliyin untuk mengikuti hasil Pemilu sesuai dengan aturan yang ada. Jika kekhawatiran tentang people power benar adanya, maka NU meminta pihak yang berwenang untuk menindak tegas agar tidak terjadi kekacauan dan jalannya pemerintahan. Mantan legislator dari Gandri Kecamatan Sedan ini mengimbau warga Rembang agar tidak ikut-ikutan terbawa isu nasional tentang people power. ()