PUASA Ramadan tak boleh menjadi alasan untuk menghambat produktifitas di tengah wabah saat ini. Apalagi, puasa Ramadan diwajibkan atas setiap muslim.
Sebagaimana diperintahkan dalam QS Al Baqarah ayat 183 : “Hai orang-orag yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Puasa Ramadan menjadi wujud pengabdian atau ketaatan kepada Allah SWT. Oleh karenanya bulan Ramadan menjadi bulan yang mulia karena didalamnya terdapat rahmah, berkah, dan ampunan bagi umat manusia.
Puasa sebagai praktik spiritual memiliki tujuan utama untuk mendisiplinkan diri dan fokus pada kegiatan-kegiatan yang mendatangkan kemanfaatan dan waktu dimana kita melakukan introspeksi diri.
Kita diminta untuk melepaskan diri dari keterikatan duniawi dan meningkatkan kepedulian terhadap penderitaan sesama.
BACA JUGA : Beragama yang Utuh
Puasa tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Situasi pandemi Covid-19 memaksa kita untuk melakukan perubahan-perubahan. Kontak fisik harus dihindari karena penularan penyakit ini diyakini terjadi antar manusia.
Jika biasanya kita dapat leluasa untuk memenuhi kebutuhan, menyelesaikan pekerjaan, dan berinteraksi sosial maka saat ini hal tersebut menjadi sangat terbatas.
Namun demikian kondisi ini tidak boleh menghambat produktifitas di tengah wabah. Puasa janganlah menjadi penghalang untuk tetap produktif meskipun dalam kondisi wabah sekalipun. Kita perlu menyikapi secara lebih bijak.
Kita diberikan waktu 24 jam dalam sehari yang tidak mungkin kita habiskan hanya untuk bertopang dagu. Setiap detik akan menjadi berharga jika kita dapat melakukan aktifitas-aktifitas yang bermanfaat. Berikanlah amalan-amalan terbaik pada bulan yang istimewa ini.
Sebuah riset yang dilakukan oleh Ruth E. Patterson dan Dorothy D. Sears (2017) yang dipublikasikan pada Annual Review of Nutrition Volume 37 menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan kesehatan metabolisme.
Jika pola maka pada malam hari dikurangi daripada biasanya maka dapat memperbaiki kesehatan manusia secara berkelanjutan. Penelitian ini memperkuat keyakinan bahwa puasa dapat menjadikan manusia menjadi lebih sehat dan pada kondisi tubuh yang sehat maka manusia akan menjadi semakin produktif.
Kegiatan Keagamaan
Kegiatan keagamaan tetap berjalan sebagaimana puasa tahun sebelumnya meskipun dilakukan di rumah. Ibadah wajib dan sunnah justru lebih leluasa dilakukan karena kegiatan di luar rumah menjadi berkurang.
Kita dapat memanfaatkan aplikasi-aplikasi online untuk melakukan tadarus bersama, pengajian, diskusi, atau kajian-kajian keagamaan lainnya. Buatlah jadwal menyelesaikan tugas-tugas baik tugas kantor, tugas sekolah, dan lainnya secara optimal.
Aksi sosial dapat dikoordinasikan melalui bantuan alat komunikasi dan dalam pelaksanaan aksi tetap harus memperhatikan dan mematuhi protokol kesehatan.
Bagi para pelaku usaha dan mereka yang terdampak pandemi, kondisi ini tentu sangat menghambat. Kelesuan dan ketidakproduktifan berimbas pada munculnya masalah-masalah baru. Perlunya melakukan inovasi produk dan strategi penjualan produk agar tetap dapat bertahan.
Uluran tangan sangat dibutuhkan pada kondisi ini minimal bagi keluarga dan lingkungan terdekat. Dengan cara inilah puasa tidak memperlambat produktifitas di tengah wabah. Kita pun tetap dapat menjaga kualitas hidup individu dan masyarakat. Semoga pandemi ini segera berlalu, Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin. (SRM)
*) Penulis : Dr. Siti Amaroh, SE, M.Si adalah pengajar di IAIN Kudus