REMBANG, suaramuria.com – Puluhan orang mantan kepala desa di Kabupaten Rembang mendeklarasikan gerakan “2020 ganti bupati”, Minggu (2/8). Mantan kades di Rembang itu tergabung dalam Paguyuban Mantan Petinggi Rembang (PMPR).
Deklarasi yang digelar di salah satu rumah makan di Kecamatan Pamotan itu dihadiri oleh perwakilan mantan Kades dari 13 kecamatan. Saat deklarasi dilakukan, perwakilan mantan Kades perwakilan Kecamatan Sluke belum hadir.
Selain deklarasi, para anggota paguyuban juga menandatangani petisi di banner raksasa. Banner yang didominasi warna biru tersebut penuh dengan tanda tangan dan nama terang dari mantan Kades yang hadir.
BACA JUGA : Nasdem “All Out” Menangi Pilkada Rembang dan Blora
Ketua PMPR Ponco Supriyadi menyatakan, gerakan 2020 Ganti Bupati ini muncul lantaran salah satu bentuk kekecewaan “bercerainya” pasangan Abdul Hafidz-Bayu Andriyanto pada Pilkada 2020.
Paguyuban menilai, berpisahnya pasangan ini sebagai tanda tidak adanya komitmen pembangunan berkelanjutan. Terlebih, pada awal pembentukan telah disepakati adanya komitmen meneruskan pasangan ini hingga dua periode.
“Sejak awal kami mendukung Hafidz-Bayu, 2015-2020, dan sampai 2 periode. Namun di tengah perjalanan, kami tidak tahu ternyata komitmen tersebut tidak terwujud. Sehingga pada siang hari ini kami mendeklarasikan 2020 Ganti Bupati,” terang mantan Kades Tambakagung Kaliori ini.
Ponco mengatakan, meski sudah deklarasi 2020 Ganti Bupati, namun belum ada langkah politik selanjutnya.
Pihaknya baru menyusun agenda dialog dengan masing-masing Cabup atau Cawabup 2020. “Belum mengarah ke salah satu calon. Untuk mengawali proses selanjutnya, intinya ganti bupati,” ujarnya.
Dua Kekecewaan
Sementara itu, mantan Kades Japerejo Hasyim menambahkan, setidaknya ada dua kekecewaan yang dirasakan oleh paguyuban dari Bupati Abdul Hafidz.
Selain gagalnya meneruskan komitmen dua periode, ada satu janji pemerintahan era Hafidz yang juga tidak tertunaikan sampai sekarang.
Janji tersebut adalah pesangon Kades sebesar Rp 20 juta ketika purna yang pernah dijanjikan oleh pemeriuntah era Hafidz. Hasyim berujar, janji tersebut sampai sekarang sama sekali tidak pernah terealisasi.
“Kami sepakat, 2020 Ganti Bupati. Yang penting sepakat dulu. Terpenting ganti bupati, asal tidak Hafidz, karena dia sudah mengingkari dari awal. Tadi disinggung, naik dari partai KTP (calon independen),” ujarnya. (SRM)