KUDUS, suaramuria.com – Pelaksana pembangunan proyek City Walk di Jalan Sunan Kudus diminta tidak hanya mengejar tenggat penyelesaian saja. Proyek dengan nilai kontrak Rp 14,3 miliar harus mempertimbangan kualitas dan nilai estetikanya.
Pelaksana tugas Kadinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Arief Budi Siswanto, Kamis (24/9) menyebut publik menunggu proyek infrastruktur yang berada di dekat jantung utama Kota Keretek mempunyai nilai lebih.
Penataan jalur trotoar diharapkan menjadikan kawasan tersebut sebagai salah satu pusat publik pada masa mendatang.
”Harus tetap waktu, tetapi harus mempertimbangkan kualitas dan nilai estetikanya,” katanya saat memantau pembangunan, Kamis (24/9).
BACA JUGA : Ketua DPRD Kudus Usulkan SD Negeri Unggulan di Tiap Kecamatan
Mempertimbangkan lokasinya yang berada di salah satu jalur utama Kudus, datangnya musim penghujan harus dicermati secara serius. Penggalian untuk proyek City Walk harus disiasati agar tidak menimbulkan genangan.
”Mungkin ada strategi khusus untuk mengatasi hal tersebut,” ujarnya.
Proyek City Walk diharapkan membuat perwajahan baru di Kudus sebelum masuk pusat kota. Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa mangkal di Jalan Sunan Kudus juga akan ditata kembali.
Waktu pelaksanaan 105 hari. Pembangunan kawasan pedestrian Jalan Sunan Kudus dimulai dari pojok Alun-alun Simpang Tujuh Kudus hingga jembatan Sungai Gelis.
”Panjangnya 562 meter dan lebar jalan eksisting rata-rata sekitar 22 meter,’’ jelasnya.
Dua Ruas
Konsep City Walk itu akan dibangun menjadi dua ruas, yakni ruas selatan dan ruas utara. Menurutnya, pedestrian ini akan menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi pejalan kaki. Infrastruktur yang dibangun dilengkapi berbagai ornamen yang menjadi simbol budaya khas Kota Kretek.
Kawasan pedestrian dilengkapi area spot swafoto. Keberadaan PKL pada malam hari diyakini menjadi magnet tersendiri bagi pejalan kaki.
”Kawasan pedestrian dengan PKL yang berjajar akan menjadi daya tarik masyarakat sebelum memasuki kawasan pusat kota,’’ jelasnya.
Konsultan Pengawas City Walk Tri Hardiyanto, meyakini target waktu dan kualitas dapat dituntaskan. Mengantisipasi datangnya musim penghujan, keberadaan bangunan penyangga dioptimalkan.
”Material galian segera diangkut agar tidak terjadi tumpukan,” paparnya. (SRM)