Penghuni Rusunawa Resah Jadi Lokasi Karantina Pemudik

0
122
penghuni rusunawa
Penghuni Blok TB4 Rusunawa Kudus. (foto : suaramuria.com)

KUDUS, suaramuria.com – Rencana digunakannya satu blok Rusunawa Bakalan Krapyak Kabupaten Kudus untuk lokasi karantina pemudik ditentang para penghuni. Mereka mengaku belum mendapat sosialisasi terkait rencana tersebut.

Mereka menyesalkan belum adanya sosialisasi kepada para penghuni. Ketua Paguyuban Warga Penghuni Rusunawa Kudus Agus Wahyu Subagyo mendengar jika penghuni di TB4 diminta pindah ke unit lain yang masih kosong.

“Kami mengira blok itu diosongkan untuk menampung warga yang digusur dari bantaran sungai. Tapi ternyata untuk karantina pemudik. Jika alasannya untuk kemanusiaan, Pemkab perlu memikirkan sisi kemanusian penghuni yang sudah lebih dulu tinggal,” katanya.

BACA JUGA : Komisi C Kecewa Pengawasan Pemudik Lemah

Agus menambahkan, para penghuni di TB4 juga ada yang baru dua hari menempati unit. Pindah ke unit lain tentunya butuh waktu, tenaga dan biaya. “Pemkab tentunya harus memberi kompensasi ke warga yang pindah, terlebih ada penghuni yang sudah lansia. Jika harus memindah-mindah barangnya kasihan,” katanya.

BACA JUGA : Inilah Tiga Titik Lokasi Karantina Pemudik di Kudus

Zusyati (52), penghuni TB4 Rusunawa menilai kebijakan Pemkab Kudus itu terlalu tergesa-gesa. Terlebih Pemkab belum mendengar saran para penghuni.

“Jika memang nanti terpaksa digunakan karantina, akses keluar masuk harus dipisah dari akses para penghuni. Harus ada jalan sendiri,” katanya.

Pemkab Juga diminta memasang pagar pelindung agar pemudik tidak main-main ke blok penghuni lainnya. Hal ini untuk mengantisipasi potensi penularan virus korona ke warga penghuni Rusunawa.

“Mbok ada persiapan dulu, sosialisasi dulu. Ini belum ada sosialisasi apa dan bagaimana. Kami hanya diminta segera pindah,” katanya.

Poin Penolakan Penghuni Rusunawa

Berikut empat poin penolakan warga Rusunawa Kudus yang diteken oleh Ketua dan Sekretaris Paguyuban warga Rusunawa Kudus Agus Wahyu Subagyo dan Vioni Setiawan, bersama warga Rusunawa :

  1. Tidak adanya keterbukaan informasi dan dialog yang terjalin antara Pemkab Kudus dan warga penghuni risun
  2. Rusunawa Kudus adalah hunian padat yang di dalamnya banyak penghuni lansia dan anak-anak yang sangat rentan dan berisiko tinggi ketika Rusunawa dijadikan tempat karantina pemudik, padahal masih ada solusi tempat lain untuk karantina dan tidak membaur dengan  pemukiman warga
  3. Di tengah pandemi yang terjdi saat ini berdampak pada ekonomi maupun kepanikan di masyarakat. Terutama warga Rusunawa yang rata-rata penghuninya adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Tidak bijak jika ditambah kekhwatiran dengan ditetapkannya Rusunawa menjdi lokasi krantina pemudik.
  4. Dampak sosial ekonomi yang akan ditimbulkan terhadap kebijakan ini.
BACA JUGA  Gandeng UGM, UMK Produksi Face Shield

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemkab Kudus menyiapkan tiga titik lokasi karantina yakni Rusunawa Bakalan Krapyak, Balai Diklat Menawan, dan Graha Muria Colo. Ketiga lokasi itu mampu menampung hingga 900-an orang. (SRM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini