

KUDUS, suaramuria.com – Plt Bupati Kudus Hartopo mengatakan lokasi karantina pemudik sudah siap digunakan. Namun, ia mengaku Pemkab Kudus banyak kecolongan sehingga banyak pemudik lolos karantina.
Disebutkan, banyak pemudik lolos karantina karena mengendarai kendaraan pribadi atau turun di “terminal bayangan” tidak terpantau oleh petugas.
“Nanti kita tambah petugas untuk memantau kedatangan pemudik,” kata Hartopo saat menerima bantuan alat pelindung diri (APD) untuk tim medis dari KONI Kudus di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Jumat (3/4) sore.
BACA JUGA : Inilah Tiga Titik Lokasi Karantina Pemudik di Kudus
Data Dishub Kudus menyebutkan, sudah aa 900-an pemudik yang pulang ke Kudus sejak tanggal 26 Maret lalu. Untuk yang sudah pulang, lanjut Hartopo, mereka akan terus dipantau oleh tim medis bersama pemerintah desa.
Program Karantina
Hartopo menambahkan, program karantina tersebut diambil untuk mencegah penularan Covid-19 yang kemungkinan dibawa pemudik, terutama dari daerah zona merah. Mereka akan ditempatkan di empat lokasi karantina selama 14 hari.
“Jika memang sehat nanti bisa langsung pulang. Tapi jika ada gejala, bisa langsung ditangani oleh tim medis. Kami berharap pemudik memahami ini dan mau masuk karantina agar tidak berpotensi memperluas penyebaran covid-19,” katanya.
BACA JUGA :Penghuni Resah Rusunawa Jadi Lokasi Karantina Pemudik
Empat lokasi karantina yang disiapkan Pemkab Kudus yakni Graha Muria dan Pondok Wisata di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Balai Diklat di Desa Menawan, Kecamatan Gebog, dan satu blok TB IV Rusunawa Kudus.
“Graha Muria dan Balai Diklat sudah siap digunakan. Untuk Rusunawa masih dipersiapkan,” katanya.
Terkait munculnya penolakan masyarakat, Hartopo meminta pemahaman warga karena ini untuk tujuan yang lebih luas. Terkait keresahan warga Rusunawa yang terancam dirumahkan oleh perusahaan karena tempat tinggalnya dijadikan karantina, Hartopo mengatakan segera berkoordinasi dengan perusahaan.
“Kami juga menyiapkan bantuan keuangan untuk keluarga terdampak. Masih dalam pendataan oleh Dinas Sosial,” katanya.
Sementara itu, Ketua KONI Kudus Antoni Alfin berharap 50 potong baju APD jenis coverall bisa meringankan beban kerja tim medis. “Kami masih mencari APD jenis lainnya karena memang stok di pasaran tida ada. Kami berharap bantuan yang kami salurkan ini membantu tim medis dalam menangani pasien,” katanya. (SRM)