Suaramuria.com – Pati. Beberapa hari terakhir ini, media sosial ramai memperbincangkan foto dan kabar pernikahan antara perempuan berusia 58 tahun dengan seorang pemuda belasan tahun, di wilayah Kabupaten Pati.
Namun, kabar tersebut tidak sepenuhnya benar. Faktanya, antara DP (19) calon mempelai pria dan STM (58), calon mempelai wanita itu belum menikah. Foto yang beredar itu diduga saat keduanya hendak mendaftarkan pernikahan pada 26 Juni lalu.
Sejumlah saksi mengatakan, rencana akad nikah itu semula bakal digelar Rabu (3/7), di balai nikah KUA Tayu. Namun, pernikahan itu akhirnya batal lantaran keluarga pihak perempuan tak menyetujui dan keberatan atas rencana pernikahan itu.
Begitu pun dengan wali akad nikah juga tak hadir. Sementara calon mempelai pria diduga memalsukan surat persetujuan orang tua. Ibu dari calon mempelai pria datang dan mengatakan jika surat persetujuan itu tak sepengetahuan dari orang tua.
Saat dikonfirmasi Kepala KUA Tayu Ahmad Rodli mengatakan sebenarnya pernikahan dijadwalkan bakal dilakukan pada pukul 08.00, Rabu (3/7). Namun akad nikah molor lantaran wali dari calon mempelai perempuan belum datang.
Yang datang justru ibu dari calon mempelai pria. Ibu tersebut meminta agar pernikahan anaknya dibatalkan. Alasannya, surat persetujuan diduga palsu. Terlebih dalam undang-undang disebutkan jika anak di bawah 21 tahun harus mendapat surat persetujuan dari orang tua.
Pj Kepala Desa Jepat Lor Heri Prasetyo mengaku calon mempelai perempuan berusia 58 tahun berencana menikah dengan pria berumur 19 tahun. Keduanya warga desa setempat, namun pernikahan itu dibatalkan oleh pihak keluarga.
‘’Terkait adanya foto pernikahan yang telah beredar luas di media sosial itu tidak benar. Karena akad nikah saja belum,’’terangnya.
Pihaknya meminta warga masyarakat khususnya pengguna media sosial agar lebih bijak. Terutama untuk tidak menyebarkan lagi gambar-gambar yang tidak benar. Terlebih kedua calon pengantin itu saat ini tengah trauma dengan viralnya foto tersebut.
‘’Kami berharap jangan ada lagi yang menyebarkannya,’’terangnya. (dwa)
