KUDUS, suaramuria.com – Tak banyak anak muda yang tertarik dengan isu sejarah kotanya. Lelana Kudus adalah kelompok anak muda yang tak banyak itu.
Lorong dan gedung lama bersejarah di Kota Kudus menjadi tempat “bermain” sekaligus belajar sejarah bagi pegiat komunitas Lelana.Lelana bisa diartikan bepergian menuju tempat yang tenang dan sunyi.
Kata lelanan juga terinspirasi nama samara Bupati Kudus Raden Mas Adipati Arya Tjondronagoro V yang tersohor sebagai seorang pengelana, petualang, sekaligus pencerita.
Lelana menjadi ikhtiar sekelompok anak muda pecinta sejarah untuk mencari dan menyelami cerita panjang sejarah Kudus sebagai bumi para wali.
BACA JUGA : Fase Sejarah Monumental Alun Alun Lasem
Minggu (14/3) pagi, komunitas Lelana kembali menyusuri lorong sejarah Kudus melalui kegiatan “Kudus Walking Tour”. Mereka asyik keluar masuk gang sempit bersejarah di Desa Langgardalem (Kudus Kulon).
Tak hanya anak muda dari Kudus saja, kegiatan ini juga diminati warga luar Kota. Hafizhotus Syarifa mengaku datang dari Desa Pelemkerap, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, sengaja mengikuti tur sejarah Kudus ini.
“Sangat menarik menyimak sejarah kota dengan datang langsung ke tempatnya. Kami ingin nanti di kota kami sendiri ada kegiatan seperti ini,” katanya.
Sisi Lain
Rahmat Hidayatullah, pencerita Lelana Kudus menuturkan, kegiatan ini bertujuan untuk melihat Kudus dari sisi lain. Komunitasnya mengajak belasan anak muda yang tertarik sejarah Kota Kudus menyelami sejarah Langgardalem.
Mereka menyusuri tiga rute yakni, rute langgardalem, rute peradaban kulon kali gelis dan rute kauman.
“Rute langgardalem menjadi salah satu yang favorit. Beberapa kali kami telah menggelar Kudus Walking Tour, Langgardalem menarik minat pendidikanak-anak muda pecinta sejarah Kudus tempo dulu,” katanya.
Mereka bertemu di Taman menara Kudus sekitar pukul 8.30 WIB. Sekitar tiga jam, Hidayat memandu rombongan menyusuri lorong-lorong sempit Langgardalem yang lekat dengan sejarah Kretek Kudus.
Hidayat menceritakan, cerita Kudus tempo dulu tak ada habisnya untuk dikupas. Ia mencontohkan, sejarah Alun – alun lama Kudus, klenteng, bekas pabrik rokok yang pernah jaya dulu seperti milik H Moeslich, hingga pabrik rokok era keemasan kretek tempo dulu banyak tersimpan di wilayah Kudus Kulon.
Kudus Kulon
Kudus Kulon yakni wilayah sebutan daerah di sebelah barat Sungai Gelis yang membelah Kota Kudus.
“Melalui kegiatan ini kami ingin kembali mengenalkan era keemasan Kudus zaman dulu kepada anak-anak muda. Jika tidak anak muda, siapa lagi yang mengenal sejarah kotanya,” katanya.
Sebagai sebuah komunitas pecinta sejarah, lanjut Hidayat, Lelana siap mengantar siapa pun yang ingin belajar seluk-beluk sejarah Kudus. Kelompoknya tak mematok tarif tertentu. “Sukarela saja. Yang penting sejarah Kudus tersampaikan,” katanya.
Komunitas Lelana Kudus memanfaatkan media sosial Instagram untuk mengajak anak-anak muda mengenal sejarah kota. Setiap rencana kegiatan yang akan digelar, diumumkan melalui akun Instagram lelanakudus.id.
“Kami berharap semakin banyak anak muda yang tertarik dengan sejarah Kudus,” katanya. (SRM)