KUDUS,suaramuria.com – Pemkab Kudus kembali menawarkan potensi investasi kepada investor di bidang pengolahan sampah yang ada di TPA Tanjungrejo Kudus.
Sampah di TPA Tanjungrejo, kata Bupati Kudus Hartopo, berpotensi menjadi bahan baku untuk diolah menjadi energi listrik untuk keperluan penerangan.
Hartopo menambahkan, sebelumnya Pemkab Kudus telah menjajaki kersama dengan investor asal Tiongkok. Namun hingga kini rencana kerjasama itu belum ada tindaklanjutnya.
“Dengan adanya investasi di TPA, maka sampah yang ada dimungkinkan akan berkurang karena dimanfaatkan untuk diolah menjadi energi, termasuk sampah dari masyarakat,” ujarnya.
BACA JUGA : Lahan Terbatas, Kudus Tempuh Metode Ini Atasi Gunungan Sampah TPA Tanjungrejo
Luas areal TPA Kudus 5,25 hektare sejak tahun 1983 belum pernah ada perluasan, sedangkan sampah yang ditampung setiap harinya mencapai 125 ton.
Untuk itu, direncanakan untuk dilakukan perluasan sejak lima tahun yang lalu. Bahkan, sudah disusun studi kelayakan (feasibility study/FS) dan bestek gambar kerja detail (detail engineering design/DED) untuk perluasan TPA tersebut, namun hingga kini belum juga terealisasi.
Kehadiran calon investor asal Tiongkok yang tertarik memanfaatkan sampah di TPA Kudus sebagai bahan baku untuk diolah menjadi energi listrik, ternyata juga batal meskipun sudah ada kesepakatan ketertarikan investasi.
Ia mengakui hingga kini memang belum tersedia anggaran yang cukup untuk bisa melakukan perluasan lahan TPA Tanjungrejo tersebut.
Bahkan, anggaran yang dimiliki pemkab juga terbatas sehingga harus bisa memetakan penggunaan anggarannya agar Kudus bisa menjadi lebih maju.
Untuk itulah, Pemkab Kudus terus berupaya mendatangkan investor supaya ada pengolahan sampah yang efisien. Bahkan, pemkab siap mendatangi investor yang tertarik dengan pengolahan sampah tersebut.
Bank Sampah
Upaya lainnya, yakni mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan keberadaan bank sampah, sehingga sampah yang bisa diolah bisa dijual atau dijadikan sesuatu yang bernilai ekonomis tinggi.
Sedangkan yang dibuang ke TPA benar-benar sampah yang tidak mungkin bisa diolah kembali.
“Kami juga meminta dukungan masyarakat untuk mendukung gerakan pilah sampah dari rumah, sehingga bisa dibedakan mana sampah organik dan unorganik,” ujarnya.
Pasalnya, kata dia, ada pihak swasta yang bersedia mengolah sampah organik menjadi pupuk, sehingga ikut membantu timbulan sampah di TPA. (srm)