KUDUS, suaramuria.com – Tak sedikit warga yang kehilangan pendapatan karena dampak pandemi. Kisah pilu guru TPQ di Kudus yang terpaksa berjualan lilin untuk menyambung hidup misalnya.
Kisah pilu guru TPQ berjualan lilin ini diungkapkan Durotul Fatimah, Kepala TPQ Aisiyah Jati Kulon. Selama pandemi, sekolah terpaksa ditutup. Praktis guru TPQ tidak mendapatkan honor mengajar.
“Karena TPQ tutup, guru tidak mendapatkan honor. Ada guru TPQ yang akhirnya berjualan lilin untuk mendapatkan pemasukan,” katanya.
BACA JUGA : Gaji ke-13 PNS Kudus Rp 34,49 Miliar Segera Cair
Melihat kondisi itu, Lazismu RS Aisyiah menyalurkan ratusan paket bantuan ketahanan pangan untuk guru TK, RA, madin, dan TPQ. Bantuan diserahkan secara simbolis di aula RS Aisyiyah, Sabtu (15/8).
Ketua Lazismu RS Aisyiyah Subhan mengatakan, total bantuan ketahanan pangan yang disalurkan sebanyak 693 paket.
Paket tersebut disalurkan kepada para guru TK, RA, madrasah diniyah, maupun TPQ di lingkungan Muhammadiyah Kabupaten Kudus. “Bantuan ini adalah tahap pertama, semoga nanti berlanjut pada tahap kedua dan selanjutnya,” katanya.
Subhan menambahkan, para guru TK, RA, madin, dan TPQ sangat terdampak pandemi Covid-19. Sejak pandemi berlangsung sekolah diliburkan. Praktis para guru tidak mendapatkan honor.
“Padahal honor hanya Rp 300 ribu per bulan, guru madin praktis tidak mendapat honor karena madrasah libur. Bantuan ini menjadi wujud tanggung jawab kami kepada warga jamaah Muhammadiyah yang terdampak Covid-19,” katanya.
Kondisi yang Sulit
Direktur RS Aisyiyah Kudus dokter Hilal Ariadi menambahkan, bantuan ini diharapkan mampu meringankan beban para guru. Meski di sisi lain, rumah sakit saat ini juga mengalami kondisi yang sulit.
Klaim pembayaran biaya penanganan pasien Covid-19 yang belum dibayarkan membuat pihak rumah sakit semakin kewalahan. Apalagi jumlah pasien umum menurun, sementara jumlah pasien Covid-19 meningkat.
Hilal menambahkan, rumah sakit yang dipimpinnya hingga kini belum menerima pembayaran klaim biaya layanan pasien dari Pemerintah. Padahal pelayanan sudah berjalan hingga lima bulan.
“Jumlah pasien umum menurun, sementara jumlah pasien Covid-19 meningkat. Namun sampai saat ini Pemerintah belum membayar klaim layanan untuk pasien Covid-19. Rumah sakit pun harus melakukan efisiensi,” katanya.
Total klaim yang belum dibayar sekitar Rp 1 miliar lebih. Efisiensi pun tak terhindarkan agar layanan rumah sakit tetap berjalan. “Meski klaim dari pemerintah belum dibayar, rumah sakit pun harus melakukan efisiensi, namun semangat berbagi melalui Lazismu RS Aisyiyah tetap berjalan,” katanya.
Disebutkan, bantuan itu sebagai bentuk tanggung jawab kepada warga terdampak pandemi Covid-19. Ketua Lazismu RS Aisyiyah Subhan mengatakan, total bantuan ketahanan pangan yang disalurkan sebanyak 693 paket.
Paket tersebut disalurkan kepada para guru TK, RA, madrasah diniyah, maupun TPQ di lingkungan Muhammadiyah Kabupaten Kudus. “Bantuan ini adalah tahap pertama, semoga nanti berlanjut pada tahap kedua dan selanjutnya,” katanya. (SRM)