JEPARA, suaramuria.com – Dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri kecil dan menengah (IKM) furniture di Jepara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka akan mendirikan material center.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih menyampaikan, dalam perkembangan IKM Furniture di Jepara mengalami beberapa kendala yang dihadapi salah satunya adalah bahan baku.
”Akses bahan baku ini menjadi sangat penting karena tantangan bagi IKM adalah mendapatkan bahan baku yang sesuai dengan spesifikasi pasar,” ungkapnya saat membuka FGD Material Center di Hotel D’Season Jepara, Rabu (22/1/2020).
BACA JUGA :PT Bhumi Jati Power Gelar Pelatihan Menjahit
Menurutnya, konsep Material Center di Jepara akan mencakup empat model bisnis yang akan dibutuhkan oleh IKM, di antaranya bisnis production planning inventory control (PPIC), bisnis jasa sewa permesinan secara kolektif, model pengelolaan bahan baku standar dan pendukung, serta model pengelolaan kegiatan logistik bagi IKM.
”konsep Material Center ini sudah dimulai dengan kajian di tahun 2019 dan rencananya di awal tahun 2020 ini akan menjadi awal implementasi untuk menyepakati beberapa hal seperti bentuk pengelolaan dan kelembagaan material center,” katanya
Ditjen IKMA terus melakukan kerjasama dan komitmen dari beberapa pihak demi terwujudnya program material center, baik dari pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemkab Jepara, Pihak Penyedia Jasa Logistik, Perbankan, Koperasi, dan IKM.
”Jepara merupakan salah satu sentra furnitur dan kerajinan yang potensial sekaligus kekayaan intelektual dengan kearifan lokal,” tuturnya.
Gati juga menjelaskan bahwa IKM memiliki peranan yang penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia
Menurut data dari BPS yang diolah oleh Kemenperin, terdapat sekitar 4,5 Juta IKM di Indonesia dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 11 juta tenaga kerja yang tersebar di 7.437 sentra di Indonesia.
Industri pangan masih mendominasi IKM di indonesia dengan angka mencapai 41,6 persen, disusul oleh IKM Sandang 20,5 prsen, serta IKM Furnitur sebesar 17,6 persen.
Disisi lain, sektor IKM yang menyerap tenaga kerja terbesar adalah IKM Pangan, IKM Sandang dan IKM Barang dari Kayu dan Furnitur.
Dengan peran IKM tersebut, Pemerintah terus berupaya untuk memperkuat daya saing industri nasional dengan mendorong peningkatan ekspor yang akan menyerap tenaga kerja dan tentunya akan bermuara pada penguatan perekonomian nasional.
”Dalam upaya tersebut, Pemerintah telah menyiapkan berbagai fasilitas yang dapat diakses oleh dunia industri seperti restrukturisasi mesin, hingga KUR,” terangnya.(SRM)