KUDUS, suaramuria.com – Kondisi Jembatan Kencing di atas Sungai Gelis, Desa Pasuruan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus semakin mengkhawatirkan. Peningkatan lalu lintas harian pada akses alternatif Jalan Lingkar Selatan Kudus-Jepara membuat goyangan hortikal semakin terasa.
Pantauan Tim Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Senin (24/8), saat kendaraan berat melintas goyangan sangat terasa. Sebenarnya, akses penghubung memang didesain agar flesibel menghadapi tekanan baik secara vertikal maupun horizontal.
”Tetapi, goyangan horizontal jembatan kencing terasa semakin besar,” kata Pelaksana Tugas Kadinas PUPR, Arief Budi Siswanto, Senin (24/8) sore.
BACA JUGA : Anggaran Dipangkas, Proyek Fisik Mandek
Jembatan berukuran panjang 180 meter dan lebar 9 meter dibangun tahun 1993. Idealnya, jembatan bertahan selama 50 tahun.
”Namun dengan peningkatan getaran horizontal kemungkinan tidak akan selama ini,” ujarnya.
Mengantisipasi hal tersebut, pihaknya akan memasang 16 lateral stopper. Tujuannya, mengurangi getaran horizontal yang terlalu besar pada jembatan.
”Kami berharap usia jembatan bisa lebih panjang lagi,” imbuhnya.
Saat ini, perbaikan masih dalam tahap pembersihan lahan. Pihaknya menyayangkan di bawah jembatan digunakan untuk kandang ternak. Saat berada di lokasi, sejumlah pohon terlihat tumbuh di sela pondasi jembatan. Dikhawatirkan, kondisi tersebut mempengaruhi kekuatan konstruksi.
”Sejumlah pohon dan kandang ternak di bawah jembatan harus dibersihkan terlebih dahulu,” imbuhnya.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk proses pembersihan tanaman dan kandang ternak. Selanjutnya, paska pemasangan lateral stopper. diharapkan lahan di sekitar jembatan steril.
Ditambahkan Kasi Jembatan Supriyadi, pemasangan lateral stopper diperkirakan butuh waktu dua bulan. Estimasi dana yang digunakan Rp 200 juta. (SRM)