KUDUS, suaramuria.com – Puluhan warga Desa Pasuruhan Kidul, Kecamatan Jati, Rabu (16/9) mendatangi balai desa setempat menuntut penutupan dua pabrik tahu di wilayah tersebut. Bau menyengat dampak proses produksi menjadi pertimbangannya. Setelah melalui mediasi yang sempat memanas serta yel-yel warga di luar kantor balai desa, diputuskan dua pabrik tahu ditutup.
Informasi yang dihimpun, dua pabrik tahu milik Rahmat Agus Salim (RT 6 RW 2) dan Zuhron (RT 5 RW 1). Gesekan dengan warga terjadi sejak tahun 2016. Solusi tidak pernah tercapai sehingga warga bersikukuh meminta pabrik tahun ditutup.
BACA JUGA : Abaikan Limbah, Sejumlah Izin Usaha Diusulkan Dicabut
Pertemuan terakhir melibatkan instansi terkait digelar 31 Agustus lalu. Hasilnya, terhitung tiga hari setelah pertemuan harus menyelesaikan persoalan limbahnya. Jika tidak, pabrik tahu akan ditutup. Mereka harus menghentikan usahanya.
Kekesalan warga memuncak karena pengusaha masih belum menjalankan komitmennya dan meminta penutupan pabrik, Rabu (16/9) siang.
Saat pertemuan di Balai Desa Pasuruhan Kidul, Rabu (16/9), Salim secara terbuka meminta maaf bila proses produksi menimbulkan dampak warga. Dia menegaskan telah berusaha mengurus perizinan, yakni izin lokasi, nomor induk berusaha, izin industri, dan izin operasional.
”Izin lingkungan terganjal persetujuan warga,” katanya.
Pemilik lainnya, Zuhron, menyatakan juga berusaha memenuhi ketentuan perizinan. Namun, usaha tersebut juga terganjal persetujuan warga. Menurutnya, ada beberapa warga yang akhirnya mempunyai alasan lain untuk tidak menyetujuinya.
Koordinator aksi Mintarno menyatakan pemilik usaha tidak dapat menunjukkan izinnya, jadi secara ketentuan harus ditutup. Persetujuan warga tidak dapat dikesampingkan begitu saja.
”Warga sudah merasakan bau tidak sedap selama bertahun-tahun,” imbuhnya.
Sekcam Kecamatan Jati, Junaedi, menyebut dengan berbagai pertimbangan rapat memutuskan menutup pabrik tahu. Penutupan dibuatkan berita acara dengan melibatkan sejumlah pihak terkait.
”Salah satu dasarnya, persoalan perizinan belum dituntaskan hingga saat ini,” ujarnya. (SRM)