KUDUS, suaramuria.com – Kader Satkoryon Banser Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus menggelar silaturahmi dalam rangka Hari Santri dan Hari Pahlawan di Balai Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Senin (16/11).
Tema yang diusung dalam kegiatan yang diikuti sebagian besar Pengurus Anak Ranting GP Ansor dan Komandan Banser se-Kabupaten Kudus, yakni ”Mengenang Perjuangan Pahlawan Bangsa Dengan Membangkitkan Loyalitas Kader Ansor Banser”.
Hadir pada kesempatan tersebut Mawahib Afkar (DPRD Prov. Jateng), Muhtar Ma’mun (kasatkorwil BANSER Jateng), Dasa Susila (Ketua PC. GP. Ansor Kudus) dan IPDA Subkhan, S.H., M.H. (Kanit Kamsus Polres Kudus)Menurut Ketua Panitia Pelaksana Noor Akhsin, perang melawan penjajah memang sudah usai, namun memerangi penjajah ideologi negara masih terjadi. Musuhnya bukan orang asing namun Bangsa Indonesia sendiri. ”Merebaknya hasutan dan propaganda radikalisme khususnya di dunia maya menjadi tantangan bersama,” katanya.
Muhtar Ma’mun menyatakan ormas NU beserta badan otonom khususnya Ansor Banser menjadi salah satu kekuatan inti setelah TNI dan Polri dalam menjaga NKRI dan Pancasila. Sejauh ini kita jaya di darat namun di udara atau dunia maya kita masih belum maksimal.
”Kondisi tersebut dimanfaatkan kelompok tertentu untuk memecah belah sinergitas TNI Polri dan NU,” tandasnya.
Dasa Susila menambahkan generasi NU harus tidak boleh gagap teknologi. Teknologi menjadi salah satu kunci dalam memenangkan pertempuran ideologi saat ini.
”Militansi Ansor Banser dibutuhkan untuk mengimbangi kegiatan-kegiatan yang merongrong ideologi negara, NKRI dengan pancasilanya,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Mawawib Afkar. Menurutnya, bukan besarnya kegiatan yang setelah itu berhenti, namun dilakukan terus menerus yang berdampak nyata membentengi masyarakat dari pengaruh paham radikalisme.
Menjaga Warisan
Adapun Ipda Subkhan menyatakan mengenang perjuangan pahlawan saat ini dilakukan dengan menjaga warisannya, yaitu NKRI dengan Pancasila.
Bagaimana improvisasi kiat-kiat yang bersifat aplikatif dalam rangka membangun loyalitas dan kesetiaan kepada NKRI dan Pancasilanya saat ini, sangat penting untuk dilakukan guna membentengi masyarakat. Gerakan merongrong Pancasila sangat masif.
”Diperlukan frekwensi yang sama guna menjelaskan Pancasila, bentuk negara dan sistem pemerintahan sudah sesuai syariat. Tujuannya, penjelasan yang diberikan dapat membentengi masyarakat dari terpengaruh paham radikal teroris.
Upaya menutup celah penyebaran ideologi teroris harus diketahui definisinya, keadaan yang menjadi potensi masuknya dan cara masuknya ideologi radikal. Selanjutnya dilakukan langkah-langkah konkrit yang bersifat aplikatif, bukan sekedar konsep dan sesuatu yang baik namun yang tidak dapat dilaksanakan.