KUDUS, suaramuria.com – Ribuan warga terdampak banjir yang menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Mejobo dan Jati, Kabupaten Kudus, Selasa (19/1). Warga di Kecamatan Mejobo berharap Pemerintah serius melakukan normalisasi Sungai Piji dan Dawe yang menjadi penyebab permukiman warga terendam banjir.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus menyebutkan, sedikitnya lima desa di Kecamatan Mejobo terdampak banjir hingga Selasa sore. Lima desa tersebut yakni Desa Temulus, Kesambi, Golantepus, Mejobo, dan Gulang.
Banjir juga menggenangi sebagian Desa Ngembalrejo, Kecamatan Bae. Sementara di Kecamatan Jati, banjir merendam wilayah Desa Jati Wetan.
Kepala Desa Temulus, Kecamatan Mejobo Suharto mengatakan, hampir tiap tahun saat musim hujan tiba, wilayahnya selalu terdampak banjir akibat limpasan air Sungai Piji dan Dawe. Pihaknya berharap dua sungai itu segera dinormalisasi.
“Kondisi sungai sudah pernah ditinjau oleh bupati maupun gubernur Jawa Tengah. Kami berharap dua sungai segera dinormalisasi agar dampak banjir tidak terulang setiap tahun,” katanya.
BACA JUGA : Galakkan Jateng Ijo Royo, Desa Pelemgedhe Tanam Pohon Serentak
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Kudus dua hari terakhir juga memicu retaknya tanggul sungai. Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Kudus Budi Waluyo mengatakan, ada rembesan air di tanggul sungai Piji yang ada di Desa Hadiwarno dan Kesambi.
“Tanggul sungai piji di Desa Hadiwarno dan Desa Kesambi sudah adanya rembasan air di tanggul sungai piji dan perlunya penguatan tanggul. Kami terus melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR, PSDA Prov Jawa Tengah dan BBWS terkait penanganan beberapa titik rawan,” katanya.
Sedimentasi
Budi mengatakan, banjir di sejumlah desa itu disebabkan intensitas hujan yang cukup tinggi dan sedimentasi dasar sungai Piji dan Dawe.
Disebutkan, sebanyak 800 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di Desa Kesambi. Air sungai melimpas di jembatan 3, 4, 7, 8, 9 dan 10. Limpasan air sungai menggenangi akses jalan dan masuk ke pemukiman warga dengan ketinggian sekitar 30 centimeter.
Di Desa Temulus, sejumlah akses jalan tergenang air dengan ketinggian 20 centimeter hingga 60 centimeter. Lima rumah warga tergenang. Total ada sebanyak 800 kepala keluarga yang terdampak.
Sementara itu di Desa Golantepus, sebanyak 600 KK terdampak banjir ini. Akses alan tergenang antara 20 centimeter hingga 40 centimeter. Sebanyak 50 rumah warga tergenang dengan ketinggian sekitar 10 centimeter.
“Untuk Desa Mejobo total ada 400 KK terdampak. Akses jalan utama tergenang hingga 40 centimeter. Di Desa Gulang ada sebanyak 34 KK yang terdampak banjir denagan ketinggian hingga 40 centimeter,” katanya.
Di Desa Jati Wetan, lanjut dia, sebanyak tiga dukuh yakni Dukuh Barisan, Tanggulangin, dan Gendok paling parah terdampak banjir. “Genangan ini disebabkan air di Sungai Kencing tidak bisa masuk ke Sungai Wulan karena kiriman air dari Waduk Klambu cukup tinggi,” katanya. (srm)