PATI, suaramuria.com – Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pati menggalakkan pengadaan sarana cuci tangan. PC GP Ansor Pati juga meminta kadernya di semua wilayah untuk menggerakkan masyarakat untuk membuat sarana cuci tangan dengan sabun.
Gerakan tersebut dipilih setelah penyemprotan disinfektan secara massif ke tempat fasilitas umum dan permukiman dilakukan.
Ketua PC GP Ansor Pati Itqonul Hakim Fokus mengatakan, saat ini pihaknya fokus pada penguatan kemandirian dalam mencegah persebaran virus korona (Covid-19) di masing-masing desa. Dia mengaku, pihaknya memiliki beragam gerakan, baik yang telah berjalan maupun akan dilakukan.
“Untuk gerakan penyemprotan disinfektan kami hentikan. Kini giliran gerakan pengadaan sarana cuci tangan di tempat-tempat umum dan rumah,” ujarnya, Selasa (31/3).
Menurutnya, pembuatan sarana cuci tangan tidak membutuhkan biaya besar. Cukup menggunakan ember bertutup dengan ukuran agak besar dan diberikan keran. Dari praktik yang berjalan, biaya untuk satu unit perangkat cuci tangan itu tidak sampai Rp 100 ribu.
BACA JUGA: Sebilan Wartawan Peliput Mbah Roso Negatif Covid-19
Dia menyebutkan, penyemprotan disinfektan yang dilakukan kader Barisan Ansor Serbaguna (Banser) selama dua pekan telah menyentuh lebih dari 700 lokasi di hampir seluruh wilayah Pati. Saat ini masih ada yang berjalan, tetapi tidak sebesar sebelumnya.
Mengingat, dalam setiap penyemprotan disinfektan, pihaknya selalu menyampaikan kepada masyarakat untuk dilanjutkan mandiri secara periodik. Aksi yang dilakukan Banser sebagai pemantik sekaligus memotivasi masyarakat untuk bergerak bersama.
“Kader kami hampir menyebar di seluruh desa. Jadi, begitu ada informasi muncul virus korona baru di luar negeri, kami langsung menyiapkan gerakan,” katanya.
Dia menjelaskan, Banser sebagai kader inti Ansor menjadi garda terdepan organisasinya dalam gerakan pencegahan persebaran virus korona. Itu dilakukan sebagai bagian upaya bersama dalam menghadapi wabah korona.
Gerakkan Kemandirian Masyarakat
Itqon mengemukakan, kemandirian masyarakat dalam bentuk lain juga perlu digerakkan. Di antaranya meneguhkan solidaritas sosial dalam mewujudkan kemandirian pangan berbasis desa.
“Budaya jimpitan harus digalakkan lagi. Setiap rumah menyiapkan satu gelas beras untuk ditempatkan di pagar dan diambil petugas desa,” lanjutnya.
Jika jimpatan berjalan baik, menurutnya lumbung pangan desa akan aktif lagi. Keberadaannya dapat menjadi solusi menjaga ketersediaan pangan di tengah masa pagebluk.
Selain itu, dia juga meminta kader Banser untuk aktif terlibat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayahnya masing-masing. Tak terkecuali mengedukasi masyarakat, bahwa virus korona merupakan musuh bersama dan masyarakat harus memerhatikan kesehatan diri dan lingkungan, menerapkan jaga jarak (social distancing).
“Tidak kalah penting, membangun pemahaman bersama bahwa penyakit korona bukan aib. Jadi, jika ada tetangga atau teman yang terjangkit virus itu jangan distigma, tetapi dikuatkan,” tandasnya.(SRM)