PATI, suaramuria.com – Seratusan orang pedagang dan pembeli di Pasar Puri Kabupaten Pati menjalani rapid test secara mendadak. Dua orang diketahui reaktif hasil rapid test di Pasar Puri.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pati yang juga Sekda Kabupaten Pati Suharyono membenarkan hasil tersebut. Dia mengatakan, total ada sebanyak 139 warga yang mengikuti rapid test massal tersebut. Hasil rapid test di pasar Puri ada sebanyak dua orang yang reaktif.
“Nanti biar dilakukan isolasi sambil menunggu proses swab. Namun mesti reaktif saat di swab pun belum tentu positif,” katanya kepada suaramuria.com.
BACA JUGA : Penyandang Disabilitas Mental Rentan Kesulitan Bertahan Hidup
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Edy Siswanto menambahkan, upaya rapid test di pasar tradisional dilakukan dengan harapan masyarakat bisa terbiasa dengan kondisi new normal. Sehingga diharapkan perekonomian masyarakat bisa tetap tumbuh namun tetap dengan protokol kesehatan.
“Hasil rapid test di Pasar Puri nantinya akan kami laporkan ke Kepala Pasar dan Kepala Disdagperin untuk diambil tindak lanjutnya,” ujarnya.
Sebelumnya, para pegawai di organisasi perangkat daerah (OPD) juga telah mengikuti pemeriksaan. Dari pemeriksaan itu, ada temuan reaktif rapid test. Namun setelah dilakukan pemeriksaan PCR, dinyatakan negatif dari Covid-19.
Protokol Kesahatan Ketat
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Riyoso menambahkan, rapid test itu dilakukan atas perintah Bupati dan Wakil Bupati. Terlebih pedagang sering beraktivitas dengan banyak orang. Rencananya selain Pasar Puri, Pasar Juwana juga akan dilakukan rapid test massal.
“Kedepan protokol kesehatan akan diperketat. Akan dilakukan pembatasan dan diperketat mulai pecan depan. Kami persiapkan untuk lima pasar daerah. Yakni Pasar Puri, Kayen, Tayu, Rogowangsan, dan Juwana,”terangnya.
Pihaknya bahkan telah berkoordinasi dengan TNI, Polri, Satpol PP, dan Dinas Kesehatan untuk memperketat pengawasan. Pintu masuk pasar akan dijaga petugas untuk mengecek semua pengunjung yang masuk. Proses simulasi juga telah dilakukan.
“Bagi yang tidak pakai masker tidak boleh dan dilarang masuk. Apalagi kami telah membagikan sedikitnya 25 ribu masker. Sedangkan jumlah pedagang di pasar daerah hanya 10 ribu pedagang. Jadi tidak ada alasan tidak punya masker,” tegasnya. (SRM)